BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Semakin berkembangnya teknologi baik di bidang pendidikan maupun
industri maka meningkat pula daya pikir manusia akan teknologi sebagai
kebutuhan. Dari perkembangan tersebut
tentunya muncul teknologi-teknologi baru yang dapat mengurangi beban tenaga
manusia dalam hal mengerjakan aktifitas atau pekerjaannya. Pengukuran tinggi
badan biasanya dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan meteran.
Apabila yang ingin kita ukur hanya satu atau tiga orang mungkin tidak menjadi
permasalahan, akan tetapi apabila orang yang akan diukur jumlahnya lebih dari 50 orang bahkan ratusan orang
seperti kasus dalam suatu tes kesehatan yang dilakukan oleh suatu instansi
dalam penerimaan pegawai baru, hal ini tentunya akan sangat merepotkan dan
banyak menghabiskan waktu. Dengan adanya teknologi mikrokontroler, dapat
digunakan membuat alat otomatis yang mempermudah dan mempercepat manusia
mengerjakan aktifitasnya contohnya membuat alat pengukur tinggi otomatis. Alat
pengukur tinggi tersebut, pernah di
kembangkan oleh shirta zahrahal dengan membuat alat pengukur tinggi badan
otomatis dengan keluaran suara berbasis mikrokontroler ATmega16. Berdasarkan
latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membuat alat pengukur tinggi
badan orang secara otomatis menggunakan sensor HCSR 04 dengan mikrokontroler
sebagai pusat pengendali sistem. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat
melakukan pengukuran secara cepat sehingga mempermudah pekerjaan dan menghemat
waktu dalam pengukuran tinggi badan orang, dengan hasil yang akurat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas
adalah bagaimana membuat rancang bangun alat pengukur tinggi badan otomatis.
1.3 Batasan Masalah
Pada perancangan modul ini, penulis membatasi
bagian-bagian yang berkaitan dalam pembuatan alat, hal tersebut dimaksudkan
agar tidak terjadi pelebaran masalah. Adapun batasan-batasan tersebut meliputi:
1.1.1
Mengukur tinggi badan orang dewasa
1.1.2
Mengunakan sensor ultrasonic untuk mengukur tinggi badan
1.1.3
Menggunakan IC ATmega16 sebagai pengolah data
1.4
Tujuan
1.4.1
Tujuan
Umum
Dirancangnya alat pengukur tinggi badan berbasis mikrokontroler ATmega
16
1.4.2
Tujuan
Khusus
1)
Membuat
rangkaian tinggi badan dengan sensor ultrasonic
2)
Membuat
rangkaian pengolah data ATmega 16
1.5
Manfaat Teoritis
1.5.1
Manfaat
teoritis
Meningkatkan wawasan atau Pengetahuan di bidang teknik elektromedik
khususnya alat ukur.
1.5.2 Manfaat praktis
Memudahkan user dalam pengukuran tinggi badan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Umum Tentang Jarak
Jarak
adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui
suatu lintasan tertentu. Dalam fisika atau dalam pengertian sehari-hari, jarak
dapat berupa estimasi jarak fisik dari dua buah posisi berdasarkan kriteria
tertentu (misalnya jarak tempuh antara Jakarta-Bandung). Dalam bidang
matematika, jarak haruslah memenuhi kriteria tertentu. Berbeda dengan koordinat
posisi, jarak tidak mungkin bernilai negatif. Jarak merupakan besaran skalar,
sedangkan perpindahan merupakan besaran vektor. Jarak yang ditempuh oleh
kendaraan (biasanya ditunjukkan dalam odometer), orang, atau obyek, haruslah
dibedakan dengan jarak antara titik satu dengan lainnya. Jarak dan perpindahan
mempunyai definisi yang berbeda. Perpindahan adalah perubahan posisi suatu
benda.
Perpindahan
merupakan besaran vektor, besaran fisika yang mempunyai besar dan arah. Arah
perpindahan dapat dinyatakan dengan arah mata angin (utara, timur, selatan,
barat dll) atau menggunakan kata ke kiri, ke kanan, ke atas atau ke bawah.
Selanjutnya dalam fisika, percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan
waktu tertentu. Umumnya, percepatan dilihat sebagai gerakan suatu obyek yang
semakin cepat ataupun lambat. Namun percepatan adalah besaran vektor, sehingga
percepatan memiliki besaran dan arah. Dengan kata lain, obyek yang membelok
(misalnya mobil yang sedang menikung)-pun memiliki percepatan juga. Satuan SI
percepatan adalah m/s2. Kecepatan ada
besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda berpindah. Besar dari
vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per sekon
(m/s atau ms- 1).
Kelajuan
adalah perbandingan antara jarak yang ditempuh benda/kendaraan dengan waktu
yang ditempuh benda/kendaraan. Satuan kelajuan adalah km/jam atau m/s. Namun
dalam perancangan alat ukur monitoring jarak mobil terhadap benda saat parkir
mundur ini antara jarak, perpindahan, kecepatan, dan kelajuan saling berkaitan.
2.2. Sensor Jarak HS-SR04
Gambar 2.1. Sensor Jarak Ultrasonic HC-SR
04
2.3.
Mikrokontroler
Mikrokontroler
adalah sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam
satu chip IC sehingga sering juga disebut dengan single chip microcomputer. Rangkaian
mikrokontroler tersusun atas sebuah IC (Integrated Circuit) dan beberapa
komponen pendukung sehingga bisa bekerja dengan baik (Lingga, 2006).
Mikrokontroller merupakan suatu terobosan teknologi mikroprosesor dan
mikrokomputer terbaru yang hadir memenuhi kebutuhan pasar ( market needed ).
Sebagai teknologi terbaru dengan teknologi semikonduktor yang mengandung
transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang kecil sebagai wadah
penempatannya dan dapat diproduksi secara massal sehingga harganya lebih murah
dan dapat terjangkau oleh hampir seluruh kalangan masyarakat. Oleh karena itu
mikrokontroller sangat cocok diterapkan untuk mengontrol berbagai
peralatan-peralatan yang lebih canggih
dibandingkan dengan komputer PC, karena effektivitas dan
kefleksibelannya yang tinggi.(Lingga, 2006).
2.4.
Mikrokontroler ATMega16
Mikrokontroler
adalah suatu alat atau komponen atau pengendali yang berukuran mikro (kecil).
Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat atau
berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa port masukan
maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC (Analog
to Digital converter), DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi.
Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler
AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit
berdasarkan arsitektur Harvard. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya
yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fiturnya. Mikrokontroler
yang digunakan dalam pembuatan alat ukur monitoring jarak mobil terhadap suatu
benda atau penghalang pada saat parkir mundur ini ialah Mikrokontroler
ATMega16. Seperti mikroprosesor pada umumnya, secara internal
mikrokontrolerATMega16 terdiri atas unit-unit fungsionalnya Arithmetic and
Logical Unit (ALU), himpunan register kerja, register dan dekoder instruksi,
dan pewaktu beserta komponen kendali lainnya. Secara
garis besar mikrokontroler ATMega16 terdiri dari :
1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS
pada frekuensi 16Mhz.
2. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C,
dan Port D.
3. Memiliki kapasitas flash memori 16Kbyte, EEPROM 512
Byte, dan SRAM
1Kbyte.
4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.
5. User interupsi internal dan eksternal
6. Port antarmuka SPI dan Port USART sebagai
komunikasi serial
7. Konsumsi daya rendah (DC 5V)
8. Fitur Peripheral yang terdiri dari :
- Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler
terpisah dan mode compare
- Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler
terpisah, mode compare, dan
mode capture
- Real time counter dengan osilator tersendiri
- Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog
- 8 kanal, 10 bit ADC
- Byte-oriented Two-wire Serial Interface
- Watchdog timer dengan osilator internal
- Antarmuka SPI - On-chip Analog Comparator
Selanjutnya untuk blok diagram ATMega16 dapat di lihat
pada gambar berikut :
![]() |
Gambar 2.2.
Diagram Blok ATMega16
2.5.
Konfigurasi PIN ATMega16
Mikrokontroler ATmega16 mempunyai jumlah pin sebanyak
40 buah, dimana 32 pin digunakan untuk keperluan I/O yang dapat menjadi pin I/O
sesuai konfigurasi. Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (Port) yang
masing-masingnya terdiri atas 8 pin. Pin-pin lainnya digunakan untuk keperluan
rangkaian osilator, supply tegangan, reset, serta tegangan referensi untuk
ADC.

Gambar 2.3.
Konfigurasi Pin ATMega16
Konfigurasi pin ATMega16 dengan kemasan 40 pin DIP
(Dual In-line Package)
dapat dilihat pada Gambar 2.2. Dari gambar di atas
dapat dijelaskan fungsi dari masing-
masing pin ATMega16 sebagai berikut:
1. Vcc merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan
catu daya.
2. GND merupakan pin Ground.
3. Port A (PA0…7) merupakan pin input/output dua arah dan pin masukan
ADC.
4. Port B (PB0…7) merupakan pin input/output dua arah
dan pin dengan fungsi khusus seperti
SPI, MISO, MOSI, SS, AIN1/OC0, AIN0/INT2, T1, T0 T1/XCK .
5. Port C (PC0…7) merupakan pin input/output dua arah
dan pin dengan fungsi khusus, seperti
TOSC2, TOSC1, TDI, TD0, TMS, TCK, SDA, SCL.
6. Port D (PD0…7) merupakan pin input/output dua arah
dan pin dengan fungsi khusus,
seperti RXD, TXD, INT0, INT1, OC1B, OC1A, ICP1.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset
mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock
eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
2.5. Liquid
Crystal Display (LCD)
LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil
yang banyak digunakan untuk menampilkan output. LCD yang paling banyak
digunakan saat ini dan digunakan juga pada rangkaian ini ialah tipe M1632
karena harganya cukup murah. LCD M1632 merupakan modul LCD dengan tampilan 2×16
(2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi
dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Untuk
rangkaian interfacing, LCD tidak banyak memerlukan komponen pendukung. Hanya
diperlukan satu variable resistor untuk memberi tegangan kontras pada matriks
LCD. Dengan menggunakan CodeVision AVR, pemrograman untuk menampilkan karakter
atau string ke LCD sangat mudah karena didukung library yang telah disediakan
oleh CodeVision AVR itu sendiri. Kita tidak harus memahami karakteristik LCD secara
mendalam, perintah tulis dan inisialisasi sudah disediakan oleh library dari CodeVision
AVR.
![]() |
Gambar 2.4.
Liquid Crystal Display (LCD)
2.6.
Software Pemograman dan Software Downloader
Bahasa
C merupakan salah satu bahasa yang cukup populer dan handal untuk pemograman
mikrokontoler. Dalam melakukan pemograman mikrokontroler diperlukan suatu
software pemograman, salah satunya yang mendukung bahasa C adalah Code Vision
AVR (CVAVR). CVAVR hanya dapat digunakan pada mikrokontroler keluarga AVR.
CVAVR selain dapat digunakan sebagai software pemograman juga dapat digunakan
sebagai software downloader. Software downloader akan men- download-kan file
berekstensi “.hex” ke mikrokontroler. (Averroes, 2009).
BAB III
DESAIN DAN PERANCANGAN
3.1 Sistem
Blok
Alat
pengukur tinggi badan ini perangkat keras sebagai berikut: mikrokontroler
ATMega16, 1 buah sensor ultrasonik SRF 04 dan 1 buah LCD 16x2 sebagai penampil
hasil pengukuran. Blok diagram pengukur tinggi badan otomatis ditunjukan pada
Gambar 3.1.
|

|

|
Gambar 3.1 Diagram
blok pengukur tinggi badan
Dari
Gambar 3.1 di atas, rancang bangun alat pengukur tinggi badan otomatis terdiri
atas tiga bagian yaitu piranti masukan, mikrokontroler dan piranti keluaran.
Pada piranti masukan terdapat sensor yang merupakan sumber perintah bagi
mikrokontroler tersebut. Adapun jenis sensor yang dipakai yaitu sensor
ultrasonik SRF 04. Sedangkan pada piranti keluaran adalah LCD 16x2 untuk
menampilkan hasil pengukuran tinggi badan.